Kamis, 21 Juni 2012

Pengusaha Beralih Investasi Bisnis Jagung


Saat ini banyak kalangan swasta berminat untuk melakukan investasi pada pengembangan agribisnis jagung dengan membuka areal penanaman komoditas tersebut di beberapa daerah di tanah air.   Market Development Manager PT Dupont Indonesia (produsen benih jagung hibrida), Adhie Widiarto di Kabupaten Karawang Jawa Barat, Sabtu mengatakan, pihaknya mendapat banyak tawaran kerjasama untuk mengelola lahan jagung dalam skala luas. "Sejumlah pengusaha telah menyatakan minatnya untuk melakukan investasi di sektor agribisnis jagung karena investasi di bidang ini sangat menguntungkan saat ini," katanya di sela panen perdana jagung hibrida P21 di Kawasan Industri Pupuk Kujang.

Namun demikian ketika ditanyakan sejumlah pengusaha yang telah menyatakan minat untuk melakukan investasi di agribisnis jagung tersebut, Adhie enggan menyebutkan mereka satu per satu.

Menurut dia, saat ini beberapa wilayah yang dilirik beberapa perusahaan swasta untuk mengembangkan areal jagung tersebut seperti di Merauke Papua seluas 153 ribu hektar (ha) dari potensi lahan di sana yang mencapai 300 ribu ha.

Selain itu di wilayah Sumatera Utara seluas 15.000 ha, Riau 7.000 ha, Kalimantan mencapai 22.000 ha di antaranya Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, Sulawesi lebih dari 50.000 ha.

Sementara itu Direktur Utama PT APB, Omay K Wiraatmadja menyatakan, pihaknya siap mengembangkan usaha pertanaman jagung pada areal seluas 1000 hektar (ha) khusus untuk Jawa Barat dalam dua tahun mendatang yakni 2009-2010 dengan pertimbangan provinsi tersebut belum optimal produksi jagungnya dibanding Jateng dan Jatim.

Pengembangan areal seluas itu, tambahnya, akan dilakukan secara bertahap yang mana pada awalnya seluas 100 ha kemudian setiap enam bulan dilakukan peningkatan sekitar 100 ha.

Mantan Dirut PT Pupuk Kujang itu mengatakan, pengembangan lahan jagung itu akan dilakukan baik secara inti maupun plasma yakni dengan bekerjasama dengan petani yang mana PT APB akan menanggung sarana produksi seperti pupuk, benih dan menjamin pembelian hasil panen petani.

Menurut dia, harga jagung di dalam negeri saat ini dalam kondisi yang baik yakni mencapai Rp3.600/kg pipilan kering naik dibanding tahun lalu yang hanya Rp2.200/kg atau sekitar Rp800 ribu/ton jagung tongkol dari Januari 2008 yang masih Rp650 ribu/ton jagung tongkol.

Dirjen Tanaman Pangan Departemen Sutarto Alimoeso mengatakan, hingga 2017 harga jagung akan bertahan pada tingkatan yang mahal sehingga merupakan kondisi yang tepat untuk mengembangkan komoditas jagung di dalam negeri.

Hal itu, tambahnya, disebabkan saat ini permintaan jagung di tingkat internasional mengalami kenaikan sebagai akibat negara-negara maju memanfaatkan komoditas tersebut sebagai biofuel atau energir alternatif pengganti bahan bakar minyak.

Kondisi tersebut berdampak pada naiknya harga jagung di pasar internasional maupun domestik sehingga merupakan peluang yang bagus untuk meningkatkan produksi dalam negeri ( Sumber : http://ews.kemendag.go.id/berita/NewsDetail.aspx?v_berita=2322 )



Tidak ada komentar: