Senin, 11 Juni 2012

Beban Industri Baja Kian Berat


JAKARTA-Industri besi dan baja nasional dihadapkan berbagai hambatan untuk bisa tumbuh maksimal 5% pada tahun ini, a.l. meningkatnya ongkos produksi karena kenaikan harga gas dan semakin tingginya biaya impor bahan baku.

Edward R. Pinem, Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISA), menuturkan saat ini industrinya sedang didera banyak masalah. Mulai dari kendala bahan baku, ketidakberpihakan Undang-Undang tentang Lingkungan Hidup, dan ditambah lagi oleh kenaikan harga gas 55% oleh PT. Perusahaan Gas Negara (PGN).

"Kalau lihat kondisi saat ini bisa tidak ada apa-apanya, pertumbuhannya 0% atau malah pengecilan yang terjadi," tuturnya, Jumat (8/6).

Selain itu, lanjutnya, larangan masuknya besi tua (scrap) ke Tanah Air akan mendorong peningkatan impor bahan baku setengah jadi (billet).

Namun muncul masalah baru, eksportir billet di luar negeri cenderung akan menaikkan harga jual¬nya kepada industri di dalam negeri karena mengetahui terjadi kelangkaan bahan baku di Tanah Air.

"Kalau dulu harga scrap di zaman yang belum ribet itu US$400 per ton, sekarang itu sudah bisa sampai US$800 per ton tetapi barangnya tidak ada. Kemudian harga billet itu dulu paling US$600, sekarang US$ 700 karena permintaannya tinggi dan orang tahu kita lagi tidak punya bahan baku," jelasnya.

Formula sederhananya, jelas Edward, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5%, maka industri besi dan baja kemungkinan besar stagnan atau tidak terjadi pertumbuhan karena hampir dipastikan tidak ada permintaan baja untuk kegiatan investasi.

Sementara itu, jika pertumbuhan ekonomi bisa tembus 7%, maka pertumbuhan industri besi dan baja bisa mencapai 10% karena memperhitungkan adanya ruang pembangunan yang didorong pemerintah.

Artinya, lanjut dia, kalau target pertumbuhan tahun ini hanya 6,5%, maka ruang bagi industri besi dan baja untuk tumbuh maksimal 5% dan itu belum memperhitungkan berbagai rintangan yang saat ini menghantui.

"Harapan kami pertumbuhan industri besi dan baja pada tahun ini bisa 5%," tuturnya.

Persaingan Makin Ketat

Menurut Edward, persaingan industri baja nasional dengan produsen asing cukup tinggi mengingat sebagian besar kebutuhan domestik dipenuhi melalui impor, yakni sekitar 3 juta ton per tahunnya.

Ketidakmampuan bersaing industri nasional karena dukungan pemerintah dirasa kurang, berbeda dengan kompetitor asing yang lebih unggul karena fasilitas dan dukungan kebijakan dari pemerintahnya signifikan.

"Ada kecenderungan kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah kadang-kadang tidak saling menguatkan, saling menutup, mengerem, membenturkan, dan bukan untuk memperlancar. Untuk kasus demikian kami ingin ada satu badan yang bisa mengkoordinasikan, mendiskusikan, dan menjadikannya lebih harmonis."

Menteri Perindustrian Mohamad Sulaeman Hidayat menuturkan pertumbuhan industri logam dasar besi dan baja pada kuartal I/2012 turun menjadi 5,57% dari dibandingkan dengan pertumbuhan 17,56% pada periode yang sama 2011.

Dia mengakui bahwa berku¬rangnya pasokan bahan baku berupa scrap baja menjadi salah satu penyebab anjloknya pertumbuhan industri besi dan baja pada tiga bulan pertama tahun ini.

"Kebutuhan bahan baku scrap di dalam negeri baru dapat dipenuhi 30% dari total impor scrap 70%. Sehingga untuk saat ini industri peleburan besi dan baja tetap memerlukan impor scrap sebagai bahan baku utama bagi kelangsungan industri tersebut," tuturnya dalam rapat kerja Komisi VI DPR, awal pekan lalu.

Pada awal 2012, Ditjen Bea dan Cukai menahan sekitar 7.000 kontainer berisi scrap baja ditahan di Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Perak, Tanjung Mas dan Belawan, karena diindikasi terkontaminasi limbah B3.

Hidayat mengatakan untuk mengatasi masalah importasi besi baja, diperlukan kesamaan pandangan menyangkut importasi scrap sebagai limbah non-B3 antara Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Lingkungan Hidup, Ditejen Bea dan Cukai, serta asosiasi industri besi dan baja. ( Sumber : http://www.kemenperin.go.id/artikel/3562/Beban-Industri-Baja-Kian-Berat )




Tidak ada komentar: