Rabu, 06 Juni 2012

Jelang Puasa dan Lebaran Harga Terigu Naik


MEDAN - Manajemen PT Indofood Sukses Makmur Bogasari Flour Mils mengakui menaikkan harga jual terigu di dalam negeri mengikuti kenaikan harga impor gandum.

"Memang ada kenaikan harga jual ke distributor sejak Mei. Kenaikan tidak terelakkan karena harga gandum di pasar internasional naik," kata Regional Manager PT Indofood Sukses Makmur Bogasari Flour Mils Wilayah Sumbagut, Effendi, di Medan, Rabu (6/6).

Dia mengatakan itu ketika dikonfirmasi soal terjadinya kenaikan harga jual terigu di pasar Medan sekitar Rp150-Rp200 perkilogram (kg) dari harga sebelumnya di kisaran Rp6.700 - Rp7.000 untuk merek Segitiga Biru.

Efendy menjelaskan, harga tebus naik sebesar Rp4.180 perkarung isi 25 kilogram.

"Sebenarnya manajemen berat hati untuk menaikkan harga jual karena masih melemahnya permintaan dan persaingan di pasar yang semakin ketat termasuk dengan adanya terigu impor," katanya.

Apalagi, kata dia, manajemen sudah lama tidak menaikkan harga jual meski biaya produksi sudah lama naik karena berbagai faktor seperti biaya transportasi.

"Yang pasti, kenaikan harga jual karena dipicu naiknya harga impor gandum,"katanya.

Untuk menghindari spekulasi pedagang ditengah kenaikan harga tebus, kata dia, pihaknya memperbanyak stok dan semakin memperlancar distribusi terigu di pasar meski permintaan diakui masih tren melemah.

Stok ada sekitar 11.000 ton sesuai kebutuhan Sumut sebanyak 9.000 ton dan Aceh 2.000 ton .

Dia menyebutkan, penjualan terigu di Sumut dan Aceh mulai April 2012 hingga dewasa ini masih turun sekitar 10 persen dibanding Januari-Maret akibat melemahnya permintaan pasar.

Permintaan yang melemah diduga dampak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 April yang diperkirakan membuat masyarakat melakukan pembelian berbagai barang dalam jumlah lebih banyak termasuk terigu pada Maret untuk mengantisipasi kenaikan harga jual.

Kalau pada Januari-Maret 2012 penjualan terigu Bogasari di Sumut dan Aceh stabil bahkan naik sedikit atau di kisaran 10 ribuan hingga 11 ribuan ton per bulan, maka selama April hingga awal Juni hanya tinggal sekitar 9 ribuan ton.

"Tidak ada alasan kuat penyebab turunnya permintaan di April, kecuali karena aksi 'panic buying' konsumen menghadapi rencana kenaikan BBM," katanya.

Pertengahn Mei Pedagang grosir sembilan bahan pokok (sembako) di Pusat Pasar Medan, Acai menyebutkan, harga jual terigu naik sejak pertengahan Mei karena naiknya harga tebus dari distributor.

"Karena harga tebus naik, yah pedagang naikkan juga.Harga terigu Bogasari naik sekitar Rp150 per kg atau 6.850 hingga Rp7.200 perkilogram," katanya.

Dia juga mengakui, masih lesunya permintaan di pasar yang antara lain disebabkan persaingan ketat dengan produk impor dari Turki, Australia dan Srilanka yang tetap banyak masuk ke Sumut dan dijual lebih murah.

Tetapi ada perkiraan permintaan terigu produk dalam negeri seperti Bogasari naik mulai pertengahan atau akhir Juni karena mendekati Puasa Ramadhan dan Idul Fitri, katanya. (Sumber : http://ews.kemendag.go.id/berita/NewsDetail.aspx?v_berita=2173 )

Tidak ada komentar: