Selasa, 29 Mei 2012

Pameran Produk Industri Makanan dan Minuman, 22 Mei 2012



Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Benny Wahyudi membuka secara resmi Pameran Produk Industri Makanan dan Minuman di Plasa Industri, Gedung Kemenperin, Jakarta, Selasa (22/5). Dalam sambutannya, disampaikan bahwa  target pertumbuhan sektor industri makanan, minuman, dan tembakau pada akhir tahun 2012 sebesar 5%.
Proyeksi persentase tersebut dapat tercapai lantaran pada triwulan I 2012 tumbuh sebesar 3%. “Dalam lima tahun ke depan, dengan didukung adanya penambahan investasi, pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan integrasi ASEAN, maka pertumbuhan industri makanan, minuman, dan tembakau diharapkan sebesar 8,4% per tahun atau lebih besar dibanding pertumbuhan industri nasional yang ditargetkan sekitar 6,7% per tahun,” papar Benny Wahyudi.
Selain itu dikemukakan pula, Kemenperin bersama Badan Standarisasi Nasional (BSN) tengah berupaya meningkatkan kualitas produk olahan tempe agar diterima di pasar internasional. “Saat ini, tempe menjadi bintang kuliner di banyak negara dan dinikmati oleh banyak konsumen di dunia,” tuturnya.
Menurut Benny, dalam sidang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2010 telah disetujui proposal 'new work' yang diajukan Indonesia untuk menyusun standar regional tempe. Disetujuinya standar tempe sebagai 'new work', menjadikan Indonesia sebagai koordinator electronic working group (EWG) bagi produk tempe. "Berbagai usulan telah ditampung dan standar tempe akan disetujui pada sidang Codex Alimentarius Commission (CAC)," ujarnya.
Benny mengungkapkan, parameter produksi tempe akan dijadikan standar baku di seluruh dunia. Harapannya, dunia internasional tidak ada lagi keraguan untuk mengonsumsi tempe dan produk olahannya.
Di tempat yang sama, Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin Euis Saedah menambahkan, jumlah produsen tahu dan tempe di dalam negeri jumlahnya mencapai sekitar 100 ribu. Pengusaha kecil akan dilibatkan penuh dalam proses peningkatan kualitas olahan tempe. "Pemerintah akan meminta bantuan perusahaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk memberikan fasilitas bantuan permesinan bagi produsen tahu dan tempe," urainya.
Sekadar diketahui, Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dilakukan dalam bentuk tempe, 40% dalam bentuk tahu, dan 10% dalam bentuk produk lain seperti tauco dan kecap. Di Indonesia, konsumsi tempe rata-rata per orang per tahun diperkirakan sekitar 6,45 kg.
Pada pameran kali ini, pengunjung dapat membeli dan merasakan berbagai produk makanan dan minuman, terutama yang berbahan baku tempe. Pameran ini dibuka secara umum selama empat hari, 22-25 Mei 2012 mulai pukul 09.00-16.00 WIB.*** (puskom) ( Sumber : http://www.kemenperin.go.id/artikel/3335/Pameran-Produk-Industri-Makanan-dan-Minuman,-22-Mei-2012

Tidak ada komentar: