Kementerian
Perindustrian akan berupaya sekuat tenaga (all-out) untuk mewujudkan Master
Plan MP3EI, terutama pada sektor klaster industri hilir kelapa sawit di Kawasan
Industri Sei Mangkei, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, menjadi Kawasan
Ekonomi Khusus pertama di Indonesia.
Pemanfaatan
CPO selama ini digunakan oleh industri dalam negeri sebagai bahan baku industri
turunan CPO yang hanya 18 jenis produk yaitu industri pangan (antara lain
minyak goreng, margarin, shortening, CBS, Vegetable Ghee) dan industri non
pangan yaitu oleokimia (antara lain fatty acids, fatty alcohol, dan glycerin)
dan biodiesel.
Terkait dengan
Pembangunan Kawasan/Klaster Industri Hilir Kelapa Sawit, telah dicapai beberapa
hal:
1.
Penetapan
Proyek Kawasan Industri Sei Mangkei (KISM) sebagai satelit program MP3EI
Indonesia bagian barat yang telah dicanangkan Presiden RI dan siap diresmikan
pada awal tahun 2012.
2.
Telah
diselesaikannya perluasan kapasitas pabrik kelapa sawit Sei Mangkei dari semula
30 Ton/Jam TBS menjadi 75 Ton TBS/jam.
3.
Fasilitasi
Pembangunan pabrik Palm Kernel Oil (PKO) dan Pembangkit Listrik Tenag Biomassa
(PLTBS) telah memasuki tahap akhir (siap diresmikan Awal 2012).
4.
Telah
tersusunnya matriks rencana pembangunan infrastruktur Klaster Sei Mangkei –
Sumut, Dumai – Kuala Enok Riau, dan Maloy Kaltim.
Sedangkan
terkait peningkatan investasi industri hilir dan jaminan pasokan bahan baku
telah dicapai beberapa hal, diantaranya:
1.
Masuknya
investasi industri hilir skala besar lebih dari Rp 20 Triliun oleh PT.
Ferrostaal Indonesia dan sebuah perusahaan dari Eropa untuk membangun pabrik di
Kawasan Industri Sei Mangkei.
2.
Telah
berpartisipasi aktif pada kegiatan Sub Working Group of Palm Oil untuk
menangkal dampak negative campaign industri palm oil di Indonesia
Sejumlah
industri sedang dan akan dibangun di kawasan Klaster Industri Kelapa Sawit Sei
Mangke, Sumatra Utara yang dibangun untuk meningkatkan nilai tambah kelapa
sawit Indonesia. Selain penambahan pabrik kelaps sawit (PKS) milik PTPN 3
dengan kapasitas total 75 ton per jam, juga akan dibangun beberapa industri
lainnya. Mulai dari pembangkit listrik 2 x 35 mega watt, juga akan dibangun
pabrik minyak inti sawit berkapsitas 400 liter per hari, pabrik biodiesel,
betacaroten, fatty acid, fatty alkohol dan oleokimia lainnya.
Klaster Hasil
Industri kelapa Sawit Sei Mangke di Simalungun yang dibangun PT.Perkebunan
Nusantara III sebagai pionir, dinilai sangat potensial karena memiliki beberapa
keunggulan mulai lokasinya yang berada di areal perkebunan yang jauh dari
pemukiman, tidak jauh dari Pelabuhan Kuala Tanjung dan termasuk sudah adanya
sumber bahan baku yakni pabrik kelapa sawit dan sumber air yang melimpah dari
Sungai Bah Bolon.
Pemerintah
pusat dan Sumut sangat mendukung segera terwujudnya kawasan itu secara lengkap
karena bukan hanya meningkatkan perekonomian tetapi juga untuk masa depan
perkelapasawitan nasional. Dukungan pemerintah, antara lain dengan berupaya mempercepat
pengesahan peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah provinsi (RTRWP)
klaster industri khusus Sei Mangke.
RTRWP Sei
Mangke dinilai sangat penting untuk landasan hukum bagi investor asing yang
ingin atau berminat berinvestasi di kawasan itu. Apabila RTRWP dan prasarana
lainnya telah siap, maka Sei Mangke akan menjadi salah satu pendukung klaster
ekonomi Sumatera yang direncanakan pemerintah bersama lima klaster lainnya di
daerah lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar